Sapphire
Sejatinya sapphire masih saudara sekandung dengan ruby karena keduanya berasal dari 2 jenis mineral yang sama, tapi oleh komunitas batu permata, semua jenis batu corundum yang berwarna merah biasa disebut ruby, sementara yang berwarna lain (biru, kuning, ungu, hijau, putih dll.) Dinamakan sapphire. Dari aneka sapphire ini yang kebetulan terlahir berwarna “biru kembang jagung” (corn flower blue) lazim dianggap sebagai yang paling top dan paling mahal harganya, disusul oleh sapphire bermana orange yang paling langka yang disebut paparadcha.
Penggunaan nama ruby untuk corundum merah dan sappire untuk corundum biru sangat boleh jadi sekedar mengikuti kebiasaan bangsa yunani yang telah mengenal batu sapphire dan ruby ribuan tahun yang lalu sebelum jauh sebelum akhirnya para ilmuan membuktikan, pada sekitar tahun 1800-an bahwa kedua varietas batu tersebut ternyata berasal dari mineral yang sama (corundum). Sapphire dengan warna biru yang terbaik banyak dihasilkan diwilayah Kashmir, dekat kota Srinagar, India sehingga sering kali dia juga disebut sebagai sapphire biru Kashmir. Seperti halnya rubi, banyak permayta sapphire yang bisa menampilkan feel asterisma (star berjari 6) bila diasah model polosan dengan sudut yang benar. Efek star ini tercipta berkat adanya pantulan sinar yang berasal dari serat-serat ruttile lembut yang terkandung tersusun rapi didalam tubuhnya.
Sapphire berkualitas yang besar ukurannya amat langka. Kalaupun ada, biasanya meraka sudah menjadi koleksi museum-musium kelas dunia seperti misalnya Musium Sejarah Alam di New York, AS, Pemilik “star of india” (536 cts) yang dianggap sebagai salah satu sapphire star asahan paling besar didunia. Begitu pula dengan “star of asia” (330cts) koleksi milik lembaga Smithsonian di Washington DC. Kemudian ada lagi sebentuk permata safir biru tua (132 cts) yang dulu dibeli oleh keluarga kerajaan perancis dari Benggala, India dan kini menjadi koleksi kebanggaan Musium Mineralogi di paris. Namun kalau bicara masalah ukuran beratnya, mungkin yang paling besar adalah sebongkah Kristal mineral safir star yang ditemukan pada tahun 1966 di wilayah Mogog, Myanmar, berbobot lebih dari 63.000 cts (12,6 kg).
Variasi Warna : Biru, Ungu,Kuning, Orange, Hitam, Bening, Putih
Kadar Transparasi : Transparant, Translucant, Opaque.
Kilap Polis : Kilap-Intan, Kilap-Kaca Index Bias : 1,766 - 1,774
Kadar Keras : 9. Berat Jenis : 3,47 – 3.55
Formula Kimia : Al2O3, Sistem Kristal : Heksagonal
Wilayah Penghasil : Myanmar, Srilangka, Muangthai,Australia,Amerika Serikat,Tanzania.
Aura Batu : Mengembangkan daya pikir, Menumbuhkan inspirasi, optimism dan harapan baru.
Relefansi profesi : Praktisi bidang keilmuan, Perdagangan , Wirausaha, Executive.
Sumber :
Fakta Fenomena dan Pesona Batu Permata, oleh Bapak Slamet Rahardjo. UP Sinar Ratna, Surakarta.
Sejatinya sapphire masih saudara sekandung dengan ruby karena keduanya berasal dari 2 jenis mineral yang sama, tapi oleh komunitas batu permata, semua jenis batu corundum yang berwarna merah biasa disebut ruby, sementara yang berwarna lain (biru, kuning, ungu, hijau, putih dll.) Dinamakan sapphire. Dari aneka sapphire ini yang kebetulan terlahir berwarna “biru kembang jagung” (corn flower blue) lazim dianggap sebagai yang paling top dan paling mahal harganya, disusul oleh sapphire bermana orange yang paling langka yang disebut paparadcha.
Penggunaan nama ruby untuk corundum merah dan sappire untuk corundum biru sangat boleh jadi sekedar mengikuti kebiasaan bangsa yunani yang telah mengenal batu sapphire dan ruby ribuan tahun yang lalu sebelum jauh sebelum akhirnya para ilmuan membuktikan, pada sekitar tahun 1800-an bahwa kedua varietas batu tersebut ternyata berasal dari mineral yang sama (corundum). Sapphire dengan warna biru yang terbaik banyak dihasilkan diwilayah Kashmir, dekat kota Srinagar, India sehingga sering kali dia juga disebut sebagai sapphire biru Kashmir. Seperti halnya rubi, banyak permayta sapphire yang bisa menampilkan feel asterisma (star berjari 6) bila diasah model polosan dengan sudut yang benar. Efek star ini tercipta berkat adanya pantulan sinar yang berasal dari serat-serat ruttile lembut yang terkandung tersusun rapi didalam tubuhnya.
Sapphire berkualitas yang besar ukurannya amat langka. Kalaupun ada, biasanya meraka sudah menjadi koleksi museum-musium kelas dunia seperti misalnya Musium Sejarah Alam di New York, AS, Pemilik “star of india” (536 cts) yang dianggap sebagai salah satu sapphire star asahan paling besar didunia. Begitu pula dengan “star of asia” (330cts) koleksi milik lembaga Smithsonian di Washington DC. Kemudian ada lagi sebentuk permata safir biru tua (132 cts) yang dulu dibeli oleh keluarga kerajaan perancis dari Benggala, India dan kini menjadi koleksi kebanggaan Musium Mineralogi di paris. Namun kalau bicara masalah ukuran beratnya, mungkin yang paling besar adalah sebongkah Kristal mineral safir star yang ditemukan pada tahun 1966 di wilayah Mogog, Myanmar, berbobot lebih dari 63.000 cts (12,6 kg).
Variasi Warna : Biru, Ungu,Kuning, Orange, Hitam, Bening, Putih
Kadar Transparasi : Transparant, Translucant, Opaque.
Kilap Polis : Kilap-Intan, Kilap-Kaca Index Bias : 1,766 - 1,774
Kadar Keras : 9. Berat Jenis : 3,47 – 3.55
Formula Kimia : Al2O3, Sistem Kristal : Heksagonal
Wilayah Penghasil : Myanmar, Srilangka, Muangthai,Australia,Amerika Serikat,Tanzania.
Aura Batu : Mengembangkan daya pikir, Menumbuhkan inspirasi, optimism dan harapan baru.
Relefansi profesi : Praktisi bidang keilmuan, Perdagangan , Wirausaha, Executive.
Sumber :
Fakta Fenomena dan Pesona Batu Permata, oleh Bapak Slamet Rahardjo. UP Sinar Ratna, Surakarta.
Posting Komentar